Pelajar MAN 2 Ciamis Ikuti Workshop Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing dan Pemahaman Budaya Internasional

Ciamis,- Humasman2ciamis

Sebanyak lima siswa dari MAN 2 Ciamis turut ambil bagian dalam kegiatan workshop bertajuk “Peningkatan Soft Skill Berbahasa Asing dengan Pertukaran Budaya” yang digelar oleh STIKes Muhammadiyah Ciamis pada Rabu (21/5). Acara ini tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan berbahasa Inggris, tetapi juga menjadi ajang pertukaran wawasan mengenai budaya luar, khususnya budaya Amerika Serikat.

Workshop diawali dengan sesi literasi yang dipandu oleh Ibu Dian Kusumawati dari Yayasan Cinta Baca. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya budaya membaca dalam membentuk pola pikir kritis dan memperluas pengetahuan di era global saat ini.

Kegiatan berlanjut dengan sesi inspiratif bersama dua pembicara asal Amerika Serikat, Miss Joyce dan Miss Suzana. Keduanya berbagi pandangan seputar cara masyarakat Amerika menghadapi isu-isu terkait kesehatan mental, fisik, dan sosial. Para peserta juga diajak berdiskusi dalam kelompok kecil untuk mendalami topik tersebut secara langsung bersama para narasumber.

Zahwa Gherya, siswi kelas XI-1, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti workshop ini. Ia merasa mendapatkan pengalaman berharga dari interaksi langsung dengan native speaker. "Ini pengalaman yang seru. Saya belajar banyak tentang bagaimana pendekatan Amerika terhadap isu-isu kesehatan, dan ternyata cukup berbeda dengan di Indonesia," ujar Zahwa.

Senada dengan itu, Aditya Rachman, peserta lainnya, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya menambah keterampilan bahasa, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan budaya lokal kepada tamu asing. “Kami bisa menunjukkan budaya Ciamis dan belajar menjaga kesehatan mental serta fisik. Sangat bermanfaat,” tuturnya.

Pembina OSIS MAN 2 Ciamis, Ike Herdiawan, mengapresiasi kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswinya untuk terlibat dalam kegiatan lintas budaya ini. Ia berharap pengalaman tersebut dapat membangun rasa percaya diri siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa asing.

“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan. Selain melatih kemampuan bahasa, siswa juga bisa lebih siap menghadapi tantangan global dengan pemahaman lintas budaya yang lebih baik,” pungkasnya. (HR)